Minggu, 14 Desember 2014

bentuk-bentuk proposisi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Didalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari hubungan ataupun interaksi dengan orang lain yang berada di sekelilingnya, didalam interaksi tersebut pastilah ada berbagai macam cara untuk saling berkomunikasi, baik menggunakan isyarat atau gerakan,bahasa lisan dan lain sebagainya, dalam hal ini penulis akan sedikit membahas tentang proposisi atau sebuah pernyataan yang merupakan bagian dari kajian bahasa dan logika, Membicarakan tentang proposisi pun tidak akan pernah lepas dari sebuah “keputusan”.

Mengingat artikulasi dari keputusan dalam term ilmu logika adalah suatu pernyataan akal budi tentang persesuaian dan ketidaksesuaian antara dua gagasan, maka langkah utamanya adalah dengan menganalisis terlebih dahulu tentang proposisi, sebab ketika seseorang melakukan sebuah keputusan, sementara keputusan itu diekspresikan dalam bentuk kata-kata, maka sebenarnya itu merupakan sebuah proposisi, apabila seseorang salah dalam pengucapan pernyataan maka salah pula kesimpulan yang akan diperoleh, nah ! penjelasan lebih lanjut dalam hal tersebut menjadi bagian dari pembahasan proposisi menurut kualitas dan kuantitasnya.

Pada pembahasan kali ini penulis berusaha untuk mengeksplorasi tentang bentuk-bentuk yang ada dalam proposisi.

B.     Rumusan masalah

1.      Apakah yang dimaksud proposisi tunggal dan majemuk ?

2.      Bagaimanakah model-model perakit dan karakteristiknya ?

C.     Tujuan Pembahasan

1.      Mengetahui maksud dari proposisi tunggal dan majemuk

2.      Mengetahui model-model perakit dan karateristiknya




BAB II

PEMBAHASAN



A.    Proposisi

1.      Pengertian Proposisi

Sebagaimana yang telah disinggung dalam pendahuluan di atas, bahwa keputusan adalah pernyataan tentang akal budi tentang sesuai dan tidaknya dua gagasan. Sementara jika kita menyatakan kegiatan mental melalui kata-kata, maka secara tidak sadar kita telah membuat suatu proposisi. Jadi yang dimaksud dengan Proposisi adalah pernyataan atau ekspresi verbal dari sebuah keputusan. Dengan kata lain, proposisi adalah sebuah pernyataan atau Statemen di mana suatu hal itu diakui atau diingkari. Artinya, proposisi dapat bersifat mengakui atau meneguhkan  hubungan antar gagasan (afirmatif/afirmasi) dan dapat juga mengingkari atau menolak hubungan antar gagasan tersebut (negatif/negasi).[1]

Dalam sebuah proposisi meniscayakan suatu term. Term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau prediket dalam suatu kalimat/proposisi. Dalam ilmu logika, term bisa berbentuk  tunggal dan majemuk. Term tunggal adalah term yang terdiri dari satu kata saja, misal futsall, volley atau tenis. Sementara term majemuk adalah term yang terdiri dari dua kata atau lebih, misal lapangan Futsall, tenis meja dan sambal goreng.[2]

Dalam bahasa arab, istilah term majemuk ini biasa disebut dengan “Tarkib Idhofiy” yakni susunan lafadz yang terdiri dari mudhaf dan mudhaf ilaih (lafadz yang bersandar dan yang disandarkan), seperti term “cincin besi”.[3]

2.      Rumus ketentuannya :

Q + S + K + P

Keterangan :

Q   : Pembilang / Jumlah

S    : sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).(nama orang,benda,tempat, dll)

K   : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.

P    : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).

3.      Unsur-unsur proposisi terdiri dari :

a.       Term subjek ialah sesuatu yang disebutkan (terdiri dari orang,benda, dll)

b.      Term predikat ialah sesuatu yang diakui atau diingkari tentang term subjek.

c.       Kopula atau robithah ialah lafal-lafal (kata-kata) yang menunjukkan adanya suatu ikatan antara subyek dengan predikat.[4]

d.      Term adalah kata atau rangkaian kata yang berfungsi sebagai subyek atau prediket dalam suatu kalimat/proposisi.



B.     Bentuk-Bentuk Proposisi

Ditinjau dari segi bentuk, proposisi dapat dibedakan atas:

1.      proposisi tunggal

Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya mengandung satu subyek dan satu predikat, atau bisa disebut juga sebagai satu pernyataan.

Contohnya: Semua manusia berambut.

2.      proposisi majemuk.

yaitu proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan.

Contohnya: Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan dan pakar hukum. Proposisi tersebut sama dengan dua buah proposisi yaitu:

a.    Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan;

b.    Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar hukum.

3.      Proposisi majemuk dibedakan atas:

a.       proposisi majemuk kopulatif yaitu proposisi yang dibentuk lebih dari satu proposisi afirmatif (positif).

b.      proposisi majemuk remotif yaitu proposisi majemuk yang dibentuk oleh lebih dari satu proposisi negatif.

Seperti yang telah telah diketahui, proposisi itu mempunyai nilai kebenaran artinya(benar atau salah).perubahan perakit dari sebuah proposisimajemuk membawa perubahan mengenai nilai kebenaran proposisi yang menjadi anggotanya.oleh karena itu, perakit disini sebagai operator, khususnya operator proposional.[5]

C.    Perakit

Perakit yang menghubungkan proposisi-proposisi tunggal menjadi proposisi majemuk menentukan kebenaran dari proposisi-proposisi tunggal yang menjadi anggotanya maupun nilai kebenaran proposisi itu sendiri.ada 5 macam perakit,diantaranya sebagai berikut [6]:

1.      Negasi

Pengingkaran atau negasi itu dapat menjadi suatu perakit, namun harus dipandang sebagai sebuah proposisi majemuk, namun dalam proposisi negatif pastilah pertama-tama terdapat proposisi afirmatif, misalnya : “anjing adalah binatang yang setia” dijadikan proposisi negatif menjadi “anjing adalah bukan binatang yang setia”,namun kata “bukan” atau “tidak” disini bukan berarti negasi kelas (jumlah,tingkatan, dll), namun harus menjadi negasi proposisi.



Misalnya:

Negasi kelas           : tidak banyak murid yang masuk kelas

Negasi proposisi     : banyak murid yang tidak masuk kelas

2.      Konyungsi

Yaitu hubungan antara proposisi-proposisi tunggal anggota proposisi majemuk yang bahasa lazim sekali dinyatakan dengan kata “dan”, akan tetapi kata ‘dan’ disini seringkali berarti ‘kemudian’, ‘lantas’, ‘lalu’ yang mengandung pengertian waktu, sdangkan kata ‘dan’ sebagai perakit adalah yang tidak mengandung pengertian waktu, seperti: ‘sedang’, ‘tetapi’, ‘meskipun’, dll. konyungsi mempunyai sifat simetrik (dapat ditukar).[7]

3.      Disyungsi

Perakit yang dalam bahasa biasanya dinyatakan dengan kata ‘atau’. Misalnya : “adam membeli baju atau celana”

Proposisi diatas dapat berarti :

a.       Adam membeli baju dan tidak membeli celana

b.      Adam membeli celana dan tidak membeli baju.

Salah satu pasti benar disebut (disyungsi ekslusif), mungkin juga kedua-duanya benar disebut (disyungsi inklusif).[8]





4.      Perakit kondisional

Perakit yang menghubungkan beberapa proposisi tunggal menjadi sebuah proposisi majemuk kondisional, biasanya dinyatakan dengan kata-kata : ‘kalau/jika...., maka....’, kalau p maka q. Yang menyatakan kondisi disebut anteseden (antecedent, implicans, protasis), sedangkan anggota yang tergantung pada anteseden disebut konsekuens (consquent, implicate, apodosis).[9]

Konsekuens merupakan implikasi dari anteseden, maka perakit dalam proposisi kondisiobal disebut juga perakit implikasi. Ada beberapa macam implikasi.diantaranya sebagai berikut:

a.       Implikasi logis

b.      Implikasi defisional

c.       Implikasi Empirik atau kausal

d.      Implikasi intensional atau desisional

5.      Perakit bi-kondisional

Adanya hubungan timbal balik antar implikasi, disini p dan q adalah senilai atau ekuivalen. Ungkapan yang digunakan yaitu: ‘jika dan hanya jika...’

Misal: ‘kalau ia minum obat, maka ia akan sembuh’, (keduanya memiliki ekuivalen).Apabila ditulis sesuai proposisi : ‘jika dan hanya jika ia minum obat, maka ia akan sembuh’.

BAB III

ANALISIS DATA

            Jenis analisa ini merupakan analisa kualitatif , yaitu analisa yang  bersifat deskriptif  dan  cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang ada. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar  penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian (Halim Malik, 2011, http://edukasi.kompasiana.com).

Dalam bab ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk menyampaikan uraian materi dari Bab Pembahasan, penulis menganggap metode ini lebih mudah untuk memahamkan pembaca, dari Bab Pembahasan telah disusun rapi oleh Penulis mulai dari Pokok Pembahasan sampai kepada cabang-cabangnya, penulis menguraikan materi secara detail, misalnya yang dimaksud proposisi adalah sebuah pernyataan atau statement yang mengandung nilai benar atau salah. Menyebutkan bentuk-bentuk proposisi yang terbagi menjadi dua yaitu roposisi tunggal dan proposisi majemuk, perakit-perakit yang ada dalam proposisi terbagi menjadi lima perakit diantaranya(negasi, konyungsi, disyungsi, perakit kondisional dan perakit bi-kondisional), dan seterusnya. semua itu dimaksudkan guna memberikan kejelasan bagi pembaca tentang maksud dan makna kata yang telah dicantumkan.

Dengan disediakannya materi-materi pada Bab Pembahasan, dalam masalah proposisi khususnya, pembaca akan mengetahui bagaimana bentuk-bentuk proposisi, perakit dan karakteristiknya, semua telah dicantumkan dalam Bab Pembahasan. Dengan demikian apabila penulis kurang jelas dalam menjelaskan materi, pembaca langsung dapat menelaah sendiri didalam Bab Pembahasan. Penulis berharap dengan serangkaian cara tersebut dapat diperoleh pemahaman yg maksimal tentang materi yang dibahas.




BAB IV

PENUTUP



§  Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa yanag dimaksud dengan Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya mengandung satu subyek dan satu predikat, atau bisa disebut juga sebagai satu pernyataan.Contohnya: Semua manusia berambut. Sedangkan proposisi majemuk ialah proposisi yang mengandung lebih dari satu pernyataan.Contohnya: Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan dan pakar hukum. Proposisi majemuk dibedakan atas:

1.      proposisi majemuk kopulatif yaitu proposisi yang dibentuk lebih dari satu proposisi afirmatif (positif).

2.      proposisi majemuk remotif yaitu proposisi majemuk yang dibentuk oleh lebih dari satu proposisi negative

Perakit dalam proposisi ada 5 yaitu sebagai berikut :

1.      Negasi

Ditandai dengan kata “bukan” dan “tidak” yang keduanya harus berarti pengingkaran. Contohnya: ‘kemarin anang tidak masuk kelas’.







2.      Konyungsi

Ditandai dengan kata “dan”(tidak mengandung pengertian waktu). Contohnya: ‘andi memakai sepatu dan rini memakai sendal’. kata ‘dan’ berarti ‘sedngkan’.

3.      Disyungsi

Ditandai dengan kata “atau”. Contohnya: ‘antok membeli baju atau celana’.

4.      Kondisional

Ditandai dengan kata “kalau/jika,,,, maka,,,,,”.Contohnya: ‘kalau nanti hujan maka sungai akan banjir’.

5.      Bi-kondisional

Ditandi dengan kata “jika dan hanya jika.....”.contohnya: ‘jika dia belajar, maka dia akan pintar’.










[1] E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm.56.

[2] Lanur Alex, Logika Selayang Pandang, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 15.

[3] Lihat al-Ghlayiniy dalam  Jami’ud Durus al-Arabiyah, hlm. 4.

[4] Drs.zaini al-hasyimi, ma’shum muhammad,MA,زبدةالمنطقيّة  (teori berfikir logic), (Jombang-Jatim: Darul Hikmah, 2008), hlm. 89.

[5] R.G.Soekodijo, Logika Dasar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hlm. 66

[6] Ibid, hlm 68

[7] Ibid,  hlm: 69

[8] Ibid, hlm: 69


[9] Ibid, hlm: 70