Minggu, 09 November 2014

dinasti samaniyah



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad dan hidayahnya penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Dinasti Samaniyah” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam II serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai Sejarah berdirinya dinasti di timur baghdad yaitu Dinasti Samaniyah.
Ucapan trima kasih penulis haturkan kepada Dosen pembimbing penulis Ustadzah Imro’atul Azizah. Dan semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis dan orang lain yang telah membaca makalah penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini penulis susun masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat.

Bojonegoro,   oktober 2014
penyusun
 





                                                                                  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………..             i          
DAFTAR ISI ………………………………………………………..           ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ….………………………………………..      1
1.2    Rumusan Masalah ……………………………………….        3
1.3    Tujuan Penulisan …………..……………………………         3
1.4    Manfaat Penulisan ……………..………………………...       3

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Dinasti Samaniyah ……………………..……….         4
2.2 Kemajuan-kemajuan yang dicapai ……………………….        7
2.3 Masa-masa Kemunduran …………………………………..     7

BAB III : PENUTUP
3.1  Kesimpulan ……………………………………………           8
3.2  Saran ……………………………………………………         8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..….        9



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dinasti Samaniyah juga dikenal sebagai Kekaisaran Samaniyah atau hanya Samaniyah (819–999),(bahasa Persia: Sāmāniyān) adalah negara dan kekaisaran Tajik yang penting di Asia Tengah dan Khorasan Raya, dinamai dari pendirinya Saman Khuda yang berubah agama menjadi Islam Sunni meskipun memiliki kebangsawanan teokratik Zoroastrian. Dinasti ini adalah dinasti Persia pertama di Iran Raya dan Asia Tengah setelah penaklukan oleh Arab dan runtuhnya Kekaisaran Sassania.
Salah satu faktor timbulnya dinasti-dinasti kecil di Baghdad, tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan Bani Umayah dan Bani Abbasiyah. Salah satunya adanya perpindahan ibu kota yang tadinya di Baghdad di masa Khulafaurrasyidin pindah ke Damaskus di masa Bani Umayah.
Faktor lain yang menyebabkan munculnya dinasti-dinasti kecil  di baghdad ini adalah:
1.        Adanya kemunduran kekuasaan Bani Abbasiyah
2.        Luasnya wilayah  kekuasaan dimana  komunikasi yang terjalin antara wilayah-wilayah kecil dengan  pusat kurang terjalin dengan baik
3.        Profesionalisasi dalam angkatan militer tidak berjalan dengan baik
Dinasti-dinasti yang timbul di timur Baghdad antara lain :
1.      Dinasti Tahiriyah(200 H-259 H /820 M-872 M)
2.      Dinasti  Saffariyah (254 H-289 H /867 M-903 M)
3.      Dinasti Samaniyah (261 H-389 H/874 M-999 M)
Makalah ini akan membahas tentang salah satu dinasti kecil yang berada di timur    baghdad yaitu Dinasti Samaniyah.
Pada kisaran ke abad 10 M, Islam merupakan agama yang mencapai keemasanya. Namun dengan adanya kejayaan itulah membutakan para pemimpinya dalam menjalankan tugasnya. Sehingga terpecah belah menjadi beberapa kelompok salah satu kelompok atau dinasti yang muncul pada waktu itu adalah dinasti Samaniyah yang berkuasa di Transoxsania bertepatan di Iran Timur. Kerajaan ini bukan memisahkan diri, tetapi mereka tetap berada dibawah kekuasaan Abasiyah, tetapi masyarakat mereka menganggapnya independent.
Untuk menelusuri kekuasaan Samani, kita harus kembali pada zaman Al-Ma’mun yang membagi-bagi wilayah kepada para pendukungnya bersamaan dengan pemberian wilayah kepada Thohiri di Khurasan. Pembagian wilayah dan amirnya pada zaman Al- Ma’mun,diantaranya:
1.      Wilayah Transoxiana gubernurnya ( Amir) Asad Ibnu Saman
2.      Samarqand gubernurnya (Amir) Nuh Ibnu Asad
3.      Farganah gubernurnya (Amir) Ahmad Ibnu Saman
4.      Syasy dan Asyrusanah gubernurnya (Amir) Yahya Ibnu Asad
5.      Hirrah guberbur (Amir) Ilyas Ibnu Asad.
Asad Ibnu Saman diberi kewenangan oleh Al-Ma’mun untuk memimpin daerah Transoxiana. Kemudian Dinasti kecil ini menaklukkan wilayah-wilayah disekitarnya sehingga menguasai Transoxiana, Khurasan, Sajistan, Karman, Jurjan, Rayy dan Tabaristan. Dinast samani berkuasa hingga Khurasan setelah berhasil membantu Khalifah Abbasiyah (Al-Mu’Adid) menangkap dan memenjarakan Amr Ibnu Al-Lais (Khalifah Dinasti Safari terakhir).Pada Waktu itu lahir ulama’ besar yang juga melahirkan karya-karya besar. Diantara mereka adalah Zakaria Al-Razi , Al-Farabi, Al-Biruni, Ibnu Sina,Umar Hayyam.
Keluarga samaniyah dari Tansoxiana dan Persia adalah orang-orang keturunan saman, yaitu seorang bangsawan dari Balkh. Pendiri Dinasti ini adalah Nasr bin Ahmad, cucu dari saman, tetapi figur yang menegakkan kekuasaan dinasti ini adalah saudara Nasr yaitu Ismail yang pada tahun 900H, berhasil merebut Khurasan dari genggaman Dinasti safariyah. Ketika berada di bawah kepemimpinan Nasr II (Ibnu Ahmad) yang berada digaris keturunan keempat samaniyah yang pada awalnya merupakan kelompok para gubernur muslim di bawah kekuasaan dinasti Thohiriyah berhasil memperluas  kerajaan hingga Sajistan, Karman.



1.2              Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sejarah Dinasti Samaniyah?
2.    Bagaimana kemajuan yang dicapai  Dinasti Samaniyah?
3.    Bagaimana masa-masa kemunduran Dinasti Samaniyah?

1.3              Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Samaniyah
2.        Untuk mengetahui kemajuan yang dicapai  Dinasti Samaniyah
3.        Untuk mengetahui masa-masa kemunduran Dinasti Samaniyah

1.4       Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang saya harapkan dari makalah in adalah :
1.        Memberikan pengetahuan tentang sejarah berdirinya Dinasti Samaniyah
2.        Memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi Dinasti Samaniyah pada waktu itu







BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1              Sejarah Dinasti Samaniyah
Dinasti Samaniyah merupakan Dinasti yang pemimpinya dari seorang tuan tanah Balk yang bernama Saman-Khuda yang telah masuk Islam. Saman merupakan keturunan dari kerajaan Sasan Persia yang terakhir. Dia mempunyai empat anak yang mengabdi kepada kholifah Al-Makmun dan menjadi gubernur empat bagian di daerah Khurasan.
Berdirinya dinasti ini bermula dari pengangkatan empat orang cucu Saman oleh Khaifah Al-Ma’mun menjadi gubenur di daerah Samarkand, Pirghana, Shash, dan Harat yang ada di bawah pemerintahan Thahiriyah pada waktu itu. Akan tetepi, ternyata, selain mempunyai hasrat untuk menguasai wilayah yang diberikan khalifah kepada mereka, keempat cucu tersebut juga mendapat simpati warga Persia, Iran. Awalnya simpati mereka itu hanya di kota-kota kekuasaannya, kemudian menyebar ke seluruh negeri Iran, termasuk Sijistan, Karman, Jurjan, Ar-Ray, dan Tabanistan, ditambah lagi daerah Transoxiana di Khurasan. Philip K.Hitti menjelaskan tentang pendirian dinasti berikut ini.
The Samanids of Transoxiana and Persia (874-999) were descendend from Saman, a Zoroastrian noble of Balkh. The fouder of the dynasty was Nasr Ibn Ahmad. (874-92), a great grandson of Saman, but the one who established its power was Nasr’s brother Ismail (892-907), who in 900 wrested Khurasan from Tahirids, the Samanids uder Nasr II Ibn Ahmad (913-43), fouth in the line, extended their kingdom to its greatest limits, including under their sceptre Sijistan, Karman, Jurjan, Ar-Rayy and Tabaristan.
Berdirinya dinasti Samaniyah ini didorong pula oleh kecenderungan masyarakat Iran pada waktu itu yang ingin memerdekakan diri terlepas dari Baghdad. Oleh karena itu, tegaknya Dinasti Samaniyah ini bisa jadi merupakan manifestasi dari hasrat masyarakat Iran pada waktu itu. Adapun pelopor yang pertama kali memproklamasikan Dinasti Samaniyah ini, sebagaimaa penjelasan Philip K. Hitti adalah Nasr Ibn Ahmad (874 M.), cucu tertua dari keturunan Samaniyah, bangsawan Balk Zoroasterian, dan dicetuskan di Transoxiana.
Karena mereka bekerja dengan baik dan setia, maka Nuh diangkat menjadi gubernur Samarqand, Ahmad menjadi gubernur di Farghana, Yahya mejadi gubernur Syasy, dan Ilyas menjadi gubernur di Herat. Pada tahun 875 cicit Saman yang bernama Nashr ibn Ahmad berhasil menguasai seluruh Transoxsania dan mendirikan diasti Samaniyah. Ketika kekuasaan Nashr dan belum begitu berkembang. Baru setelah di lanjutkan oleh saudaranya yaitu Isma’il Ibnu Ahmad pada tahun 900 berhasil merebut Khurasan dari kekuasaan Dinasti Saffariyah.
wilayah Transoxsania  itu menjadi jantung kekaisaran Samaniyah, dan mengambil alih tugas-tugas Integrasi politik dari tangan orang-orang Turki. Kekuatan militer mereka sangat disegani oleh semua kalangan dan menjadikanya kawasan Transoxsania sebagai jalur perekonomian antara Asia selatan, tengah, barat, dan Rusia. Dengan kemakmuranya itu, maka amir-amir Samaniyah menjadikanya sebagai istana Bukhara sebagai pusat segala aspek yang meliputi Ilmu pengetahuan, politik, dan perekonomian.
Pada tahun 900 Isma’il berterimakasih kepada khalifah Abasiyah karena menangkap Amr ibn Layts dan mengalahkan diasti Shaffariyah. Setelah itu dia diangkat menjadi gubernur untuk mengantikan Tahiriyah dan Shaffariyah. Ketika berada di bawah pimpinan Nashr II pada tahun 913-943, yang berada pada keturunan keempat dari dinasti Samaniyah, telah berhasil memperluas kerajaan hingga batas-batas yang jauh, diantaranya adalah kawasan Sijistan, Karman, Jurjan, Rayyin, dan Tabaristan. Meskipun begitu Samaniyah tetap menjadi kerajaan yang setia dengan Abasiyah dan mereka merupakan amir dalam kedudukanya. Dibawah kekuasaan Samaniyah kaum muslimin bisa berkembang dengan pesat, bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan hampir mengungguli Bagdad. Banyak sekali para Ilmuan yang lahir dikalangan dinasti Samaniyah. Diantaranya adalah Al-kharakhi yang menguasai ilmu astronomi dan geografi dari Khurasan, Al-Balkhi dari Balk merupakan ilmuan yang menguasai ilmu astronomi dan astrologi. Beliau juga salah satu orang yang pertama kali membantah teori Aris Toteles tentang planet.
Al-Razi yang merupakan ilmuan kedokteran yang mana pernah menulis suatu karya kedokteran yang berjudul Al-Manshur yang ditujukan untuk amir Samaniyah, Ibnu Sina, dan lain-lain.
Pada masa kekholifahan Nuh II pada tahun 976-997, ilmu pengetahuan sangat maju dan banyak sekali ilmuan yang berbangsa Persia lahir, selain itu orang-orang Persia selalu menggunakan bahasa arab sebagai ekspresi sastra. Samaniyah merupakan dinasti yang tercerahkan di Iran. Namun pada akhir abad ke 10 M, terlihat adanya ketidakstabilan dalam pemerintah. Para budak Turki sedikit-demi sedikit merebut kekuasaanya yang akhirnya berhasil menguasai Oxus. Selain itu karena adanya seorang budak yang disukai oleh kalangan Samaniyah, kemudian dianugrahi pos penting dalam pemerintahan yaitu Alptighin. Yang mulanya hanya sebagai pengawal, kemudian naik menjadi kepal dan pada 961 di angkat menjadi gubernur di Khurasan. Kemudian setelah berganti kekuasaan, Alp sudah tidak lagi disukai. Pada 962 dia perdi ke Ghaznah dan merebutnya, dari situ di mendirikan dinasti Ghaznawiyah yang meliputi Afghanistan dan Punjab
Sedikit demi sedikit, kekuasaan Samaniyah di rebut oleh dinasti Ghaznawiyah karena sebelumnya tentara bayaran Turki sebagai kekuatan utama, namun setelah beberapa daerah memisahkan diri, maka dalam perpajakanya juga turun. Akhirnya tentara Turki banyak yang bergabung dengan Ghaznawiyah. Pada  tahun 977 tentara Turki menurunkan pimpinanya yang dianggap tidak becus dan digantikan oleh Subugtigin. Pada tahun 993 Alptighin kembali ke Samarkhan dan menganggap dirinya masih sebagai gubernur. Dia memberikan bantuan kepada dinasti Samaniyah ketika terjadi pemberontakan. Mahmud putra dari Sebuktigin tinggal di Khurasan bersama ayahnya dan akhirnya diangkat menjadi gubernur Khurasan. Tahun 997 terjadi pertikaian di Samaniyah. Karena ayahnya meninggal, maka Ahmad mengantikanya sebagai penguasa Ghaznah. Pada waktu yang sama terjadi pemberontakan kepada dinasti Samaniyah, yaitu dinasti Qarakhani yang dipimpin oleh Ilek Khan dari Asia meyerbu Samaniyah. Tahun 999 Samaniyah terpecah-pecah. Mahmud merebut Khurasan dan Transoxsania sampai Oxus. Dan inlah akhir dari kekuasaan Samaniyah, tetapi amir Samaniyah yaitu Isma’il Al-Munthasari masih bisa bertahan sampai 1005 M dengan kekuasaan yang kecil di Bukhara.
2.2       Kemajuan-kemajuan yang di capai
Dinasti Samaniyah ini berhasil menjalin hubungan yang baik, sehingga berbagai kemajuan pada dinasti ini cukup membanggakan.
Dinasti Samaniyah juga telah memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kemajuan Islam, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, filasafat, budaya, politik, dan lain-lain. Tokoh atau pelopor yang sangat berpengaruh dibidang filsafat dan ilmu pengetahuan pada dinasti ini adalah Ibn Sina, selain beliau juga muncul para pujangga dan ilmuwan dibidang kedokteran, astronomi dan filsafat yang sangat terkenal, seperti Al-Firdausi, Ummar Kayam, Al-Bairuni dan Zakariya Ar- Razi. Dinasti ini telah berhasil menciptakan kota Bukhara dan Samarkan sebagai kota budaya dan kota ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di seluruh dunia, sehingga kota ini dapat menyaingi kota-kota lain, seperti Baghdad dan Cordova. Dinasti ini juga telah berhasil mengembangkan perekonomian dengan baik, sehingga kehidupan masyarakatnya sangat tentram, hal terjadi karena dinasti ini tidak pernah lepas hubungan dengan pemerintah pusat di Baghdad.
2.2              Masa-masa kemunduran
Pada sa’at dinasti mencapai kejayaannya, banyak imigran Turki yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan, namun bersebab dari tingginya fanatic kesukuan pada dinasti ini, akhirnya mereka para imigran Turki yang menduduki jabatan penting dalam pemerintahan tersebut banyak yang dicopot, langkah-langkah inilah yang menyebabkan kehancuran dinasti ini, karena mereka tidak terima dengan perlakuan tersebut, sehingga mereka mengadakan penyerangan sampai mereka berhasil melumpuhkan dinasti ini. Dengan keruntuhannya ini, tumbuh dinasti kecil baru, yaitu Dinasti Al-Ghaznawi yang terletak di India dan di Turki.








BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Dinasti samaniyah merupakan salah satu dinasti yang berada di timur Bagdad. Meskipun dari masyarakatnya menganggap dinasti ini memerdekakan diri dari kekuasaan, namun sebenarnya dinasti ini tetap setia bersama dinasti Abasiyah. Kepala Negara mereka juga hanya cukup sebagai amir. Dinasti Samaniyah tidak sama dengan keberadaan dinasti yang ada di timur bagdad lainya. Umumnya dinasti yang lain memerdekakan diri dan melawan kekuatan pusat, tetapi dinasti Samaniyah tidak. Namun keberadaan dinasti ini tidak bisa bertahan lama karena adanya kesalahan politik dan pergeseran kekuasaan dengan dinasti lain.
Samaniyah juga berhasil membangun Samarkand, hingga mampu menandingi kota-kota lainya di dunia Islam pada waktu itu. Kota, selain berfungsi sebagai kota perdagangan. Samaniyah  telah lenyap, namun perjuangan dan pengorbanannya dalam memnembangkan Islam senantiasa diingat oleh umat Islam.
3.2         Saran
penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini,semoga pembaca dapat lebih memahami dan mengerti tentang peradaban islam pada masa dinasti samaniyah, dan juga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
C. E. Boswoth, Dinasti-Dinasti Islam, (Bandung: Mizan, 1993)
http//.Dinasti Samaniyah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
K. Hitti, Philip, History of The Arabs, (Jakarta: Serambi, 2010)
Murtiningsih, Wahyu, Biografi Para Ilmuan Muslim, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008)
Sholikhin, Muhammad, Menyatu Diri Dengan Illahi, (Jakarta: Suka Buku, 2010)
Supriyadi.Dedi,sejarah peradaban islam,(Bandung:pustaka setia,2008)
Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003)
Watt, W. Montgomery, Kejayaan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990)


 

1 komentar:

  1. the online casino in the state of Nevada - AmbienHoppie
    If you are not looking to enjoy online casino gaming, you can bet on a live dealer table here! Get the most out of your stay, plus many 온라인 카지노 사이트 벳무브

    BalasHapus