KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan rahmad dan hidayahnya penulis mampu menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “Dinasti Samaniyah” disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam II serta
memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai Sejarah
berdirinya dinasti di timur baghdad yaitu Dinasti Samaniyah.
Ucapan trima kasih penulis haturkan kepada Dosen pembimbing penulis
Ustadzah Imro’atul Azizah. Dan semoga makalah ini dapat membawa manfaat
khususnya bagi penulis dan orang lain yang telah membaca makalah penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini penulis susun masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih
baik. Semoga bermanfaat.
Bojonegoro, oktober 2014
penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ….……………………………………….. 1
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………. 3
1.3 Tujuan
Penulisan …………..…………………………… 3
1.4 Manfaat
Penulisan ……………..………………………... 3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Dinasti Samaniyah ……………………..………. 4
2.2 Kemajuan-kemajuan yang dicapai ………………………. 7
2.3 Masa-masa Kemunduran
………………………………….. 7
BAB III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan …………………………………………… 8
3.2
Saran …………………………………………………… 8
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………..…. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dinasti Samaniyah
juga dikenal sebagai Kekaisaran Samaniyah atau hanya Samaniyah
(819–999),(bahasa Persia:
Sāmāniyān) adalah negara dan kekaisaran Tajik
yang penting di Asia Tengah
dan Khorasan Raya,
dinamai dari pendirinya Saman Khuda
yang berubah agama menjadi Islam Sunni
meskipun memiliki kebangsawanan teokratik Zoroastrian.
Dinasti ini adalah dinasti Persia pertama di Iran Raya dan Asia Tengah setelah
penaklukan oleh Arab dan runtuhnya Kekaisaran Sassania.
Salah satu faktor timbulnya
dinasti-dinasti kecil di Baghdad, tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan Bani
Umayah dan Bani Abbasiyah. Salah satunya adanya perpindahan ibu kota yang
tadinya di Baghdad di masa Khulafaurrasyidin pindah ke Damaskus di masa Bani
Umayah.
Faktor lain yang menyebabkan
munculnya dinasti-dinasti kecil di baghdad ini adalah:
1.
Adanya
kemunduran kekuasaan Bani Abbasiyah
2.
Luasnya
wilayah kekuasaan dimana komunikasi yang terjalin antara
wilayah-wilayah kecil dengan pusat kurang terjalin dengan baik
3.
Profesionalisasi
dalam angkatan militer tidak berjalan dengan baik
Dinasti-dinasti yang timbul di timur Baghdad antara
lain :
1. Dinasti Tahiriyah(200 H-259 H /820 M-872
M)
2. Dinasti Saffariyah (254 H-289 H
/867 M-903 M)
3. Dinasti Samaniyah (261 H-389 H/874 M-999
M)
Makalah ini akan membahas tentang
salah satu dinasti kecil yang berada di timur
baghdad yaitu Dinasti Samaniyah.
Pada kisaran ke abad 10 M, Islam
merupakan agama yang mencapai keemasanya. Namun dengan adanya kejayaan itulah
membutakan para pemimpinya dalam menjalankan tugasnya. Sehingga terpecah belah
menjadi beberapa kelompok salah satu kelompok atau dinasti yang muncul pada
waktu itu adalah dinasti Samaniyah yang berkuasa di Transoxsania bertepatan di
Iran Timur. Kerajaan ini bukan memisahkan diri, tetapi mereka tetap berada
dibawah kekuasaan Abasiyah, tetapi masyarakat mereka menganggapnya independent.
Untuk menelusuri kekuasaan Samani,
kita harus kembali pada zaman Al-Ma’mun yang membagi-bagi wilayah kepada para
pendukungnya bersamaan dengan pemberian wilayah kepada Thohiri di Khurasan.
Pembagian wilayah dan amirnya pada zaman Al- Ma’mun,diantaranya:
1. Wilayah
Transoxiana gubernurnya ( Amir) Asad Ibnu Saman
2. Samarqand
gubernurnya (Amir) Nuh Ibnu Asad
3. Farganah
gubernurnya (Amir) Ahmad Ibnu Saman
4. Syasy
dan Asyrusanah gubernurnya (Amir) Yahya Ibnu Asad
5. Hirrah
guberbur (Amir) Ilyas Ibnu Asad.
Asad
Ibnu Saman diberi kewenangan oleh Al-Ma’mun untuk memimpin daerah Transoxiana.
Kemudian Dinasti kecil ini menaklukkan wilayah-wilayah disekitarnya sehingga
menguasai Transoxiana, Khurasan, Sajistan, Karman, Jurjan, Rayy dan Tabaristan.
Dinast samani berkuasa hingga Khurasan setelah berhasil membantu Khalifah
Abbasiyah (Al-Mu’Adid) menangkap dan memenjarakan Amr Ibnu Al-Lais (Khalifah
Dinasti Safari terakhir).Pada Waktu itu lahir ulama’ besar yang juga melahirkan
karya-karya besar. Diantara mereka adalah Zakaria Al-Razi , Al-Farabi,
Al-Biruni, Ibnu Sina,Umar Hayyam.
Keluarga
samaniyah dari Tansoxiana dan Persia adalah orang-orang keturunan saman, yaitu
seorang bangsawan dari Balkh. Pendiri Dinasti ini adalah Nasr bin Ahmad, cucu
dari saman, tetapi figur yang menegakkan kekuasaan dinasti ini adalah saudara
Nasr yaitu Ismail yang pada tahun 900H, berhasil merebut Khurasan dari
genggaman Dinasti safariyah. Ketika berada di bawah kepemimpinan Nasr II (Ibnu
Ahmad) yang berada digaris keturunan keempat samaniyah yang pada awalnya
merupakan kelompok para gubernur muslim di bawah kekuasaan dinasti Thohiriyah
berhasil memperluas kerajaan hingga
Sajistan, Karman.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Dinasti Samaniyah?
2. Bagaimana kemajuan yang dicapai Dinasti Samaniyah?
3. Bagaimana masa-masa kemunduran Dinasti
Samaniyah?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Samaniyah
2.
Untuk
mengetahui kemajuan yang dicapai Dinasti
Samaniyah
3.
Untuk
mengetahui masa-masa kemunduran Dinasti Samaniyah
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
yang saya harapkan dari makalah in adalah :
1.
Memberikan
pengetahuan tentang sejarah berdirinya Dinasti Samaniyah
2.
Memberikan
gambaran tentang bagaimana kondisi Dinasti Samaniyah pada waktu itu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Sejarah Dinasti Samaniyah
Dinasti
Samaniyah merupakan Dinasti yang pemimpinya dari seorang tuan tanah Balk yang
bernama Saman-Khuda yang telah masuk Islam. Saman merupakan keturunan dari
kerajaan Sasan Persia yang terakhir. Dia mempunyai empat anak yang mengabdi
kepada kholifah Al-Makmun dan menjadi gubernur empat bagian di daerah Khurasan.
Berdirinya
dinasti ini bermula dari pengangkatan empat orang cucu Saman oleh Khaifah
Al-Ma’mun menjadi gubenur di daerah Samarkand, Pirghana, Shash, dan Harat yang
ada di bawah pemerintahan Thahiriyah pada waktu itu. Akan tetepi, ternyata,
selain mempunyai hasrat untuk menguasai wilayah yang diberikan khalifah kepada
mereka, keempat cucu tersebut juga mendapat simpati warga Persia, Iran. Awalnya
simpati mereka itu hanya di kota-kota kekuasaannya, kemudian menyebar ke
seluruh negeri Iran, termasuk Sijistan, Karman, Jurjan, Ar-Ray, dan Tabanistan,
ditambah lagi daerah Transoxiana di Khurasan. Philip K.Hitti menjelaskan
tentang pendirian dinasti berikut ini.
“The Samanids of Transoxiana and Persia
(874-999) were descendend from Saman, a Zoroastrian noble of Balkh. The fouder
of the dynasty was Nasr Ibn Ahmad. (874-92), a great grandson of Saman, but the
one who established its power was Nasr’s brother Ismail (892-907), who in 900
wrested Khurasan from Tahirids, the Samanids uder Nasr II Ibn Ahmad (913-43),
fouth in the line, extended their kingdom to its greatest limits, including
under their sceptre Sijistan, Karman, Jurjan, Ar-Rayy and Tabaristan.
Berdirinya
dinasti Samaniyah ini didorong pula oleh kecenderungan masyarakat Iran pada
waktu itu yang ingin memerdekakan diri terlepas dari Baghdad. Oleh karena itu,
tegaknya Dinasti Samaniyah ini bisa jadi merupakan manifestasi dari hasrat
masyarakat Iran pada waktu itu. Adapun pelopor yang pertama kali
memproklamasikan Dinasti Samaniyah ini, sebagaimaa penjelasan Philip K. Hitti
adalah Nasr Ibn Ahmad (874 M.), cucu tertua dari keturunan Samaniyah, bangsawan
Balk Zoroasterian, dan dicetuskan di Transoxiana.
Karena
mereka bekerja dengan baik dan setia, maka Nuh diangkat menjadi gubernur
Samarqand, Ahmad menjadi gubernur di Farghana, Yahya mejadi gubernur Syasy, dan
Ilyas menjadi gubernur di Herat. Pada tahun 875 cicit Saman yang bernama Nashr
ibn Ahmad berhasil menguasai seluruh Transoxsania dan mendirikan diasti
Samaniyah. Ketika kekuasaan Nashr dan belum begitu berkembang. Baru setelah di
lanjutkan oleh saudaranya yaitu Isma’il Ibnu Ahmad pada tahun 900 berhasil
merebut Khurasan dari kekuasaan Dinasti Saffariyah.
wilayah Transoxsania itu menjadi jantung kekaisaran Samaniyah, dan
mengambil alih tugas-tugas Integrasi politik dari tangan orang-orang Turki.
Kekuatan militer mereka sangat disegani oleh semua kalangan dan menjadikanya kawasan
Transoxsania sebagai jalur perekonomian antara Asia selatan, tengah, barat, dan
Rusia. Dengan kemakmuranya itu, maka amir-amir Samaniyah menjadikanya sebagai
istana Bukhara sebagai pusat segala aspek yang meliputi Ilmu pengetahuan,
politik, dan perekonomian.
Pada tahun 900 Isma’il
berterimakasih kepada khalifah Abasiyah karena menangkap Amr ibn Layts dan
mengalahkan diasti Shaffariyah. Setelah itu dia diangkat menjadi gubernur untuk
mengantikan Tahiriyah dan Shaffariyah. Ketika
berada di bawah pimpinan Nashr II pada tahun 913-943, yang berada pada
keturunan keempat dari dinasti Samaniyah, telah berhasil memperluas kerajaan
hingga batas-batas yang jauh, diantaranya adalah kawasan Sijistan, Karman,
Jurjan, Rayyin, dan Tabaristan. Meskipun begitu Samaniyah tetap menjadi
kerajaan yang setia dengan Abasiyah dan mereka merupakan amir dalam kedudukanya.
Dibawah kekuasaan Samaniyah kaum muslimin bisa berkembang dengan pesat, bahkan
dalam bidang ilmu pengetahuan hampir mengungguli Bagdad. Banyak sekali para
Ilmuan yang lahir dikalangan dinasti Samaniyah. Diantaranya adalah Al-kharakhi
yang menguasai ilmu astronomi dan geografi dari Khurasan, Al-Balkhi dari Balk
merupakan ilmuan yang menguasai ilmu astronomi dan astrologi. Beliau juga salah
satu orang yang pertama kali membantah teori Aris Toteles tentang planet.
Al-Razi yang merupakan ilmuan
kedokteran yang mana pernah menulis suatu karya kedokteran yang berjudul
Al-Manshur yang ditujukan untuk amir Samaniyah, Ibnu Sina, dan lain-lain.
Pada masa kekholifahan Nuh II pada
tahun 976-997, ilmu pengetahuan sangat maju dan banyak sekali ilmuan yang
berbangsa Persia lahir, selain itu orang-orang Persia selalu menggunakan bahasa
arab sebagai ekspresi sastra. Samaniyah merupakan dinasti yang tercerahkan di
Iran. Namun pada akhir abad ke 10 M, terlihat adanya ketidakstabilan dalam
pemerintah. Para budak Turki sedikit-demi sedikit merebut kekuasaanya yang
akhirnya berhasil menguasai Oxus. Selain itu karena adanya seorang budak yang
disukai oleh kalangan Samaniyah, kemudian dianugrahi pos penting dalam
pemerintahan yaitu Alptighin. Yang mulanya hanya sebagai pengawal, kemudian
naik menjadi kepal dan pada 961 di angkat menjadi gubernur di Khurasan.
Kemudian setelah berganti kekuasaan, Alp sudah tidak lagi disukai. Pada 962 dia
perdi ke Ghaznah dan merebutnya, dari situ di mendirikan dinasti Ghaznawiyah
yang meliputi Afghanistan dan Punjab
Sedikit
demi sedikit, kekuasaan Samaniyah di rebut oleh dinasti Ghaznawiyah karena
sebelumnya tentara bayaran Turki sebagai kekuatan utama, namun setelah beberapa
daerah memisahkan diri, maka dalam perpajakanya juga turun. Akhirnya tentara
Turki banyak yang bergabung dengan Ghaznawiyah. Pada tahun 977 tentara Turki menurunkan pimpinanya
yang dianggap tidak becus dan digantikan oleh Subugtigin. Pada tahun 993
Alptighin kembali ke Samarkhan dan menganggap dirinya masih sebagai gubernur.
Dia memberikan bantuan kepada dinasti Samaniyah ketika terjadi pemberontakan.
Mahmud putra dari Sebuktigin tinggal di Khurasan bersama ayahnya dan akhirnya
diangkat menjadi gubernur Khurasan. Tahun 997 terjadi pertikaian di Samaniyah.
Karena ayahnya meninggal, maka Ahmad mengantikanya sebagai penguasa Ghaznah.
Pada waktu yang sama terjadi pemberontakan kepada dinasti Samaniyah, yaitu
dinasti Qarakhani yang dipimpin oleh Ilek Khan dari Asia meyerbu Samaniyah.
Tahun 999 Samaniyah terpecah-pecah. Mahmud merebut Khurasan dan Transoxsania
sampai Oxus. Dan inlah akhir dari kekuasaan Samaniyah, tetapi amir Samaniyah
yaitu Isma’il Al-Munthasari masih bisa bertahan sampai 1005 M dengan kekuasaan
yang kecil di Bukhara.
2.2 Kemajuan-kemajuan yang di capai
Dinasti
Samaniyah ini berhasil menjalin hubungan yang baik, sehingga berbagai kemajuan
pada dinasti ini cukup membanggakan.
Dinasti Samaniyah juga telah
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kemajuan Islam, baik dalam
bidang ilmu pengetahuan, filasafat, budaya, politik, dan lain-lain. Tokoh atau
pelopor yang sangat berpengaruh dibidang filsafat dan ilmu pengetahuan pada
dinasti ini adalah Ibn Sina, selain beliau juga muncul para pujangga dan
ilmuwan dibidang kedokteran, astronomi dan filsafat yang sangat terkenal,
seperti Al-Firdausi, Ummar Kayam, Al-Bairuni dan Zakariya Ar- Razi.
Dinasti ini telah berhasil menciptakan kota Bukhara dan Samarkan sebagai kota budaya
dan kota ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di seluruh dunia, sehingga kota
ini dapat menyaingi kota-kota lain, seperti Baghdad dan Cordova. Dinasti ini
juga telah berhasil mengembangkan perekonomian dengan baik, sehingga kehidupan
masyarakatnya sangat tentram, hal terjadi karena dinasti ini tidak pernah lepas
hubungan dengan pemerintah pusat di Baghdad.
2.2
Masa-masa
kemunduran
Pada
sa’at dinasti mencapai kejayaannya, banyak imigran Turki yang menduduki posisi
penting dalam pemerintahan, namun bersebab dari tingginya fanatic kesukuan pada
dinasti ini, akhirnya mereka para imigran Turki yang menduduki jabatan penting
dalam pemerintahan tersebut banyak yang dicopot, langkah-langkah inilah yang
menyebabkan kehancuran dinasti ini, karena mereka tidak terima dengan perlakuan
tersebut, sehingga mereka mengadakan penyerangan sampai mereka berhasil
melumpuhkan dinasti ini. Dengan keruntuhannya ini, tumbuh dinasti kecil baru,
yaitu Dinasti Al-Ghaznawi yang terletak di India dan di Turki.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dinasti samaniyah merupakan salah
satu dinasti yang berada di timur Bagdad. Meskipun dari masyarakatnya
menganggap dinasti ini memerdekakan diri dari kekuasaan, namun sebenarnya
dinasti ini tetap setia bersama dinasti Abasiyah. Kepala Negara mereka juga
hanya cukup sebagai amir. Dinasti Samaniyah tidak sama dengan keberadaan
dinasti yang ada di timur bagdad lainya. Umumnya dinasti yang lain memerdekakan
diri dan melawan kekuatan pusat, tetapi dinasti Samaniyah tidak. Namun
keberadaan dinasti ini tidak bisa bertahan lama karena adanya kesalahan politik
dan pergeseran kekuasaan dengan dinasti lain.
Samaniyah
juga berhasil membangun Samarkand, hingga mampu menandingi kota-kota lainya di
dunia Islam pada waktu itu. Kota, selain berfungsi sebagai kota perdagangan.
Samaniyah telah lenyap, namun perjuangan
dan pengorbanannya dalam memnembangkan Islam senantiasa diingat oleh umat Islam.
3.2
Saran
penulis
berharap dengan dibuatnya makalah ini,semoga pembaca dapat lebih memahami dan
mengerti tentang peradaban islam pada masa dinasti samaniyah, dan juga dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
C. E. Boswoth, Dinasti-Dinasti
Islam, (Bandung: Mizan, 1993)
http//.Dinasti Samaniyah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.htm
K. Hitti, Philip, History of The
Arabs, (Jakarta: Serambi, 2010)
Murtiningsih, Wahyu, Biografi
Para Ilmuan Muslim, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008)
Sholikhin, Muhammad, Menyatu Diri
Dengan Illahi, (Jakarta: Suka Buku, 2010)
Supriyadi.Dedi,sejarah peradaban islam,(Bandung:pustaka setia,2008)
Taufiqurrahman, Sejarah Sosial
Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003)
Watt, W. Montgomery, Kejayaan
Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990)
the online casino in the state of Nevada - AmbienHoppie
BalasHapusIf you are not looking to enjoy online casino gaming, you can bet on a live dealer table here! Get the most out of your stay, plus many 온라인 카지노 사이트 벳무브